Dioda
merupakan salah satu komponen aktif yang banyak kegunaannya dalam
peranti alat elektronika. Dioda sendiri berasal dari kata 2 suku kata
romawi yang berarti DI = dua dan ODA = elektroda atau dua elektroda,
dimana elektroda-elektrodanya tersebut adalah ANODA yang merupakan bahan
yang terbuat dari semi konduktor bertipe Positip dan KATHODA yang
merupakan bahan yang terbuat dari semi konduktor bertipe Negatip. Dioda
ditemukan pada tahun 1919 oleh William Henry Eccles. Dioda
dapat mengalirkan arus listrik dari kaki Anoda menuju kaki Kathoda
(Forward Bias) akan tetapi sebaliknya dioda menghambat arus listrik dari
kaki Kathoda menuju kaki Anodha (Reverse Bias).
Ada
berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa
meninggalkan karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah
(rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo
(Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.
Dioda
penyearah adalah jenis dioda yang berfungsi sebagai penyearah tegangan /
arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc ripple). Selain
digunakan sebagai penyearah dioda ini juga digunakan sebagai proteksi
polaritas pada driver relay. Dioda penyearah biasanya terdapat kode
misal : 1N4001 yang berarti dioda tersebut memiliki karakteristik dapat
dilalui arus maksimalnya 1 A dan tegangan maksimal sekitar 50V lebih
jelasnya anda dapat melihat datasheet dari tiap-tiap kode dioda
tersebut. Secara umum dioda ini disimbolnya.
*Penting* Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya
2. DIODA ZENER
Dioda
Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang
bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener
berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50
watt. Dioda Zener biasanya terdapat kode misal DZ 5V1 yang berarti
dioda tersebut dapat menghantarkan tegangan listrik maksimal 5,1 V
dimana jika dioda tersebut mendapatkan tegangan diatas 5,1 V maka dioda
tersebut membatasi tegangan yang keluar sebesar 5,1 V akan tetapi jika
kurang dari tegangan 5,1 V maka tegangan tersebut tetap diloloskan.
*Penting* Dioda zener memiliki batasan tegangan yang dapat ditahan, sebaiknya lihat datasheet terlebih dahulu.
3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )
Dioda
emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State
Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan
optik, sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan
elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan
Katoda (-). Dipasaran LED dikategorikan berdasarkan warna, diameter dan
arah bias cahaya yang dipancarkan.
Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu
-
Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Simbol, bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar
berikut.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang
berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan
cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran
terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna.
TABEL WARNA LED DAN TEGANGANNYA
Warna
|
Tegangan Maju
|
Merah
|
1.8 volt
|
Orange
|
2.0 volt
|
Kuning
|
2.1 volt
|
Hijau
|
2.2 volt
|
Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA.
Karena dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup
dengan menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan
ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)
Secara umum dioda-cahaya ini mirip dengan PN-Junction, perbedaannya
terletak pada persambungan yang diberi celah agar cahaya dapat masuk
padanya.
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja
yang melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A
untuk dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan
silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor
tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat
cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya
tersebut.
Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam
pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang
tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap
lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang
tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal
listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat
cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya
ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain
itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem
pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.
5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya
mempunyai kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini
bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda
varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya
tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan
tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak
digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian pengaturan
suara (Audio).
6. MENGUJI DIODA SECARA SEDERHANA
Dioda ini dapat diuji kondisinya secara sederhana dan ada beberapa cara pengujiannya, yaitu :
1. Pengujian dengan Multitester (Ohmeter)
2. Pengujian dengan Continous Tester
3. Pengujian dengan batere + lampu pijar
4. Pengujian dengan batere + loudspeaker
7. MENGUJI DIODA DENGAN MENGUNAKAN OHM METER
Untuk itu diperlukan sebuah multitester atau sebuah ohmmeter analog/
digital. Multitester atau Avometer Analog mempunyai fasilitas pengukur
hambatan (ohmmeter) dimana jenis ohmmeter yang digunakan biasanya
ohmmeter-seri, dimana secara konstruksi polaritas batere yang terpasang
dalam meter berlawanan polaritas dengan terminal ukurnya. Atau dengan
perkataan lain, terminal positip meter adalah mempunyai polaritas
negatip batere, sebaliknya terminal negatip meter mempunyai polaritas
positip batere.
Dengan demikian guna menguji sebuah dioda dengan menggunakan Avometer prinsipnya adalah sebagai berikut :
1. Anda posisikan Avometer pada posisi ohm dengan skala rendah
2. Tentukan terlebih dahulu elektroda anoda dan katoda dari dioda tersebut
3. Hubungkan
terminal + (positip) meter dengan Anoda dari dioda yang akan ditest
sedangkan terminal – (negatip) meter dengan Katoda dioda. (hubungan ini
adalah reverse)
4. Dalam
posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter tidak akan
bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum bergerak, maka dapat
dikatakan dioda terhubung singkat (rusak).
5. Ulangi
langkah 2 diatas dengan polaritas sebaliknya, dimana Anoda dihubungkan
dengan negatip meter dan Katoda dengan positip meter. (hubungan ini
adalah forward).
6. Dalam
posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter akan
bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum meter tidak bergerak, maka
dapat dikatakan dioda putus (rusak).
sumber : http://electro-bee.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar